FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    08 03-2022

    2171

    Jadi Solusi Atasi Kesenjangan Akses Internet, Menkominfo: Pemerintah Siapkan SATRIA-2

    Kategori Berita Kominfo | Yusuf
    Menkominfo Johnny G. Plate (tiga dari kiri), dalam kunjungan ke perusahaan dirgantara Airbus, di London, Inggris, Senin (07/03/2022). - (Berto)

    London, Kominfo - Kondisi geografis Indonesia mendorong Pemerintah bergerak cepat untuk mengatasi kesenjangan akses internet. Di wilayah yang tidak bisa dibangun jaringan telekomunikasi terrestrial, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan Pemerintah akan menyediakan akses satelit. Oleh karena itu, Pemerintah membuka peluang kerja sama pembangunan Satelit Republik Indonesia (SATRIA)–2 dengan Pemerintah Inggris.

    “Pertemuan hari ini dengan Airbus, dalam rangka mendiskusikan pembahasan terkait dengan peluang kerja sama SATRIA-2, karena pembangunan satelit diperlukan guna mendukung akselerasi transformasi digital nasional. Jadi, satelit ini merupakan layer infrastruktur di tingkat middle-mile untuk melayani 150 ribu titik layanan publik, sekaligus memperkuat layanan electronic government,” tuturnya dalam kunjungan ke perusahaan dirgantara Airbus, di London, Inggris, Senin (07/03/2022).

    Menurut Menkominfo, Satelit SATRIA-2 yang akan dibangun Airbus merupakan High Throughput Satellite kedua Indonesia dengan kapasitas sebesar 150Gbps, sama seperti Satelit SATRIA-1.

    “HTS dengan teknologi yang baru yaitu software-defined. Satelit SATRIA-2 ini sama dengan Satelit SATRIA-1 dari sisi bandwith-nya,” ujarnya. 

    Menteri Johnny menyatakan, SATRIA-2 akan digunakan untuk meningkatkan pelayanan di setiap titik pelayanan publik. “Pemerintah Indonesia menargetkan jangkauan internet yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih tangguh untuk lebih meningkatkan internet link ratio dan menjembatani kesenjangan digital,” tandasnya. 

    Menurut Menkominfo, SATRIA-2 diperlukan untuk menambah kapasitas satelit yang saat ini dimiliki Indonesia. “Kita butuhkan konektivitas telekomunikasi melalui satelit. Kebutuhan Indonesia itu mencapai 1 Terabyte, jadi masih ada kebutuhan 850 Gbps yang kami coba penuhi. Mudah mudahan kita bisa selesaikan," jelasnya.

    Meski demikian, Menteri Johnny menyatakan masih ada hal yang perlu dibahas lebih lanjut berkaitan dengan terrestrial segmen. “Apakah nantinya bisa memanfaatkan Stasiun Bumi yang ada untuk Satelit SATRIA-1 atau dibangun Stasiun Bumi yang baru. Mungkin ada yang sama, adapula yang berbeda, tentunya harus kita tambahkan,” ungkapnya.

    Menurut Menkominfo, Pemerintah Inggris melalui UK Export Finance (UKEF) telah menyampaikan rencana mereka untuk pembiayaan SATRIA-2. Saat ini  prosesnya sedang berlangsung antara kedua negara.

    “Proyeknya sendiri sudah disubmit dan disampaikan kepada Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa, dan didaftar sebagai blue book. Berikutnya, tentu dari blue book menjadi green book. Sebelum masuk ke tahapan itu, tentu kita melakukan proses pemetaannya,” jelasnya.

    Dukungan Airbus

    Head of Airbus Support Centre UK, Tony Toner menyambut baik kunjungan Menkominfo ke Inggris. Menurutnya, hal ini dapat membangun kemitraan yang akan dikembangkan lebih lanjut.

    “Kami menantikan untuk membangun kemitraan dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Sangat senang bisa bertemu fisik dengan Bapak Menkominfo Johnny G. Plate di sini. Kami berharap dapat bekerja sama untuk Indonesia di masa depan. Airbus dan Pemerintah Inggris hadir untuk membantu proyek satelit,” tuturnya.

    Kepala Pusat Dukungan Airbus Inggris itu menyatakan pertemuan yang berlangsung membahas tentang teknologi satelit dan penerapan di Indonesia.

    “Jadi kami mengembangkan tidak hanya kemampuan satelit, tetapi juga pertemuan ini membuat kami berpikir untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola satelit ketika nantinya Satelit SATRIA-2 mengangkasa untuk kolega kami, Indonesia,” ujarnya.

    Menurut Tony Toner, pertemuan itu juga membahas pengetahuan tentang ruang angkasa dan penyelenggaraan jaringan internet broadband untuk dapat menjadi lebih efisien bagi pengguna.   

    “Kami tidak saja berbicara tentang pengetahuan ruang angkasa untuk mengontrol satelit saat menjalani masa pakai satelit, namun juga berdiskusi dengan sangat rinci soal efisiensi layanan jaringan broadband, televisi, dan komunikasi untuk menjangkau area yang lebih luas,” jelasnya. 

    Dalam pertemuan itu, Menkominfo Johnny G. Plate didampingi Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail; Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Kominfo Anang Latif, dan Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo, Bambang Noegroho. (hm.ys)

    Berita Terkait

    [Berita Foto] Kunjungan Kerja di Barcelona Berakhir, Menkominfo Kembali ke Tanah Air

    Menkominfo telah menyelesaikan beberapa agenda utama, di antaranya pertemuan dengan Sekretaris Jenderal International Telecommunication Unio Selengkapnya

    Indonesia Ajak Anggota ASEAN Kolaborasi Perangi Hoaks Informasi Pemerintah

    Hoaks yang berkaitan dengan pemerintah paling krusial, karena informasi tentang program dan kebijakan pemerintah seringkali disasar atau dip Selengkapnya

    Fasilitasi Kerja Jurnalis, Kominfo Siapkan Dua Media Center

    Kominfo berharap para jurnalis dapat menyebarkan informasi dan narasi positif, tidak hanya soal F1 Powerboat Lake Toba 2023, namun juga tent Selengkapnya

    [Berita Foto] Ke Medan, Menkominfo Akan Hadiri Peringatan HPN 2023

    Tahun ini merupakan peringatan yang ke-28 sejak pertama kali diselenggarakan pada 9 Februari 1985. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA