Delegasi 4th DEWG Meeting Tiba di Bali
Berdasarkan pantauan Kementerian Kominfo pada Sabtu (27/8/2022), ada 11 delegasi dari lima negara dan dua organisasi Internasional telah dat Selengkapnya
Yogyakarta, Kominfo - Kekayaan budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi daya tarik siapapun yang mengunjunginya. Tidak mengherankan Kota Gudeg ini didapuk menjadi tuan rumah Sidang Kedua Kelompok Kerja Ekonomi Digital atau 2nd Digital Economy Working Group (DEWG) G20 Meeting pada 17-19 Mei 2022.
Salah satu kekayaan budaya tersebut adalah Tarian Roro Jonggrang yang ditampilkan pada Gala Dinner DEWG G20 di kawasan Candi Prambanan, DIY, Rabu (18/5/2022). Para delegasi 2nd DEWG G20 Meeting terlihat beberapa kali serentak memberikan aplaus bagi para penari. Gerakan yang dinamis diiringi keindahan alunan musik tradisional menjadi salah satu daya tarik yang memukau para delegasi 2nd DEWG G20.
Tarian Roro Jonggrang menggambarkan cerita cinta dua anak manusia pada zaman Kerajaan Prambanan yang masih melegenda hingga saat ini. Dikisahkan, Raja Prambanan mempunyai seorang putri yang cantik bernama Roro Jonggrang. Kecantikan Roro Jonggrang sudah terkenal hingga banyak pangeran yang ingin menikahinya.
Suatu hari, Kerajaan Prambanan dikagetkan dengan serangan dari Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh pemuda tampan bernama Bandung Bondowoso. Dalam peperangan itu, Kerajaan Prambanan pun kalah. Sejak saat itu Kerajaan Prambanan menjadi jajahan Kerajaan Pengging.
Bandung Bondowoso tertarik dengan kecantikan Roro Jonggrang sewaktu ia menarik upeti di Kerajaan Prambanan. Dan pada saat itu juga Bandung Bondowoso meminang Roro Jonggrang untuk menjadi istrinya.
Roro Jonggrang awalnya menolak, tapi akhirnya ia bersedia dinikahi oleh Bandung Bandowoso dengan syarat bahwa Bandung Bondowoso harus membuatkan seribu candi dalam waktu semalam untuk Roro Jonggrang.
Bandung Bondowoso pun menerima tantangan Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso meminta bantuan para jin untuk membuat seribu candi. Hal ini membuat Roro Jonggrang khawatir pembangunan candi itu akan selesai, sehingga ia pun meminta dayang-dayangnya untuk menumbuk alu (alat penumbuk padi) seolah-olah hari sudah pagi.
Ayam pun berkokok sehingga para jin berhamburan, Bandung Bondowoso tak dapat menahan mereka. Akhirnya pembuatan candi tidak selesai. Bandung Bondowoso marah karena tahu Roro Jonggrang telah berbuat curang. Dikutuklah Roro Jonggrang untuk melengkapi candi yang keseribu.
Petir dan kilat menyambar-nyambar ke arah Roro Jonggrang, dan jadilah candi di tempat Roro Jonggrang berdiri, dan candi itu terkenal dengan sebutan Candi Prambanan.
Penulis: Eko Budiono
Editor: Taofiq Rauf/Viska
Berdasarkan pantauan Kementerian Kominfo pada Sabtu (27/8/2022), ada 11 delegasi dari lima negara dan dua organisasi Internasional telah dat Selengkapnya
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate memulai kunjungan kerja ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, untuk membuka Pertemuan Keti Selengkapnya
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menghadiri B20-G20 Dialogue: Digitalization Task Force yang dilaksanakan secara hibrida d Selengkapnya
Forum DEWG Presidensi G20 Indonesia mengangkat tema Achieving Resilient Recovery: Working Together foto a More Inclusive, Empowering, and Su Selengkapnya