FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    05 09-2024

    122

    Micro-Financing, Solusi Indonesia Atasi Kesenjangan Pendanaan UMKM

    Kategori Artikel GPR | anni006

    Badung, 4 September 2024 – Peran krusial micro-financing atau keuangan mikro untuk mendukung pembangunan ekonomi, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di negara berkembang, mendapat sorotan utama.

    Dalam sesi paralel tematik “Empowering Micro, Small and Medium-sized Enterprises: Strengthening Micro-Financing for Inclusive and Impactful Development” pada High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024, Selasa (3/9/2024) di Nusa Dua Bali.

    UMKM yang mencakup lebih dari 90 persen dari seluruh usaha di dunia, berperan vital sebagai tulang punggung ekonomi global. Di negara-negara berkembang, UMKM tidak hanya menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs).

    Demikian ditegaskan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Teten Masduki yang hadir selaku pembicara.

    Micro-financing telah berperan besar dalam pengembangan bisnis UMKM, perluasan pasar, dan pengurangan ketimpangan ekonomi di Indonesia serta negara-negara Selatan lainnya. Lebih dari itu, micro-financing juga berperan dalam memperkuat ketahanan UMKM terhadap perubahan ekonomi dan lingkungan, melalui adopsi teknologi berkelanjutan,” ujar Teten.

    Namun, katanya, tantangan besar masih menghambat akses UMKM terhadap pembiayaan formal. International Finance Corporation mencatat adanya kesenjangan pendanaan tahunan sebesar USD5,2 triliun untuk UMKM di seluruh dunia, dengan 40 persen dari kesenjangan ini terjadi di negara berkembang.

    “Salah satu hambatan utama adalah kurangnya agunan, yang membuat banyak UMKM kesulitan mengakses kredit perbankan. Hingga kini, tercatat ada 30,76 juta UMKM yang belum terhubung dengan perbankan dan masih unbankable,” ujar Teten.

    Dalam sesi ini, pemerintah RI pun menekankan perlunya memperluas akses keuangan mikro untuk meningkatkan daya saing UMKM dalam menghadapi tantangan global yang dinamis. Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga keuangan, dan komunitas lokal menjadi kunci dalam memastikan dampak positif dan keberlanjutan dari inisiatif keuangan mikro.

    Selain itu, monitoring dan evaluasi secara berkala dianggap penting untuk mengidentifikasi tantangan yang muncul dan menyesuaikan strategi guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2030.

    Forum HLF MSP 2024 ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat kerja sama global dan membangun kemitraan transformatif, yang dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi rakyat di masa mendatang. (Bappenas/TR/Elvira Inda Sari).

    ***

    Dapatkan informasi lainnya di https://infopublik.id/kategori/hlf-msp-iaf, https://media.msp-iaf.id/, dan https://s.id/msp-iaf

    Berita Terkait

    PON XXI: Ajang Prestasi, Kebanggaan dan Peluang

    Selengkapnya

    Indonesia Perkuat Kerja Sama dengan Kepulauan Solomon dan Kongo

    Selengkapnya

    40 Perusahaan Indonesia Jalin Kerja Sama Strategis di IAF 2024

    Selengkapnya

    Kunjungan Paus Fransiskus, Indonesia Miniatur Kerukunan dalam Keberagaman

    Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA